Keinginan dan rencana Tim Transisi PSSI di turnamen Piala Kemerdekaan ternyata tidak selalu linear dengan kemauan klub peserta.
Itu bisa terlihat dari adanya resistensi PSMS Medan dengan adanya penunjukan Surabaya sebagai tuan rumah babak semifinal dan final turnamen yang dikhususkan bagi tim-tim Divisi Utama itu.
Manajamen Ayam Kinantan-- julukan PSMS-- merasa keberatan untuk menjalani babak krusial itu di Surabaya. Dengan alasan, lolosnya dua tim asal Jawa Timur, Persepam Madura United dan Persinga Ngawi membuat Surabaya bukan lagi zona netral dan sangat tidak layak untuk menjadi venue pertandingan ekstra penting selevel babak semifinal dan final.
Baca Juga :
- Kritik Tingkat Tinggi Cak Nun Kepada Presiden Jokowi
- Dasar Buruh " demo minta naik gaji tapi malah ribuan minta di PHK
"Kalau tetap dilaksanakan di Surabaya, maka itu sama saja dengan memberikan keuntungan sepihak kepada beberapa tim semata," kata manajer PSMS Andry Mahyar, kemarin (3/9).
"Sementara kami, harus membutuhkan waktu dan perjalanan panjang untuk sampai di Surabaya. Sudah begitu, juga harus bermain di bawah tekanan hebat," tambahnya.
Pria berusia 32 tahun itu menambahkan, mereka bisa saja menerima keputusan Tim Transisi tersebut. Namun, dengan catatan, itu harus disepakati saat manager meeting pertengahan Agustus lalu. Menurut Andry, sesuai kesepakatan awal, pertandingan dua babak krusial itu seharusnya berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno Senayan-Jakarta.
sumber
