
CINTA memang tak kenal logika. Tak kenal beda agama, beda etnis, beda negara, bahkan (maaf) beda bentuk wajah. Tanyakan pada Bayu Kumbara dan Jennifer Brocklehurst, dua sejoli yang dimabuk cinta dan memang berbeda di banyak hal itu, kecuali satu: sama-sama saling mencintai.
Bayu adalah pria asal Sumatera Barat dan Jennifer Brocklehurst, bule cantik asal Inggris. Keduanya harus bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi bisa melangsungkan pernikahan. Ya, keduanya harus menikah dengan adat Minang yang dikenal cukup menghabiskan banyak uang.
Jen, sapaan akrab Jennifer, berangan-angan bisa mengumpulkan dana sampai GBP 2.500 (poundstreling) atau sekitar Rp52 juta demi bisa menikah dan menjadi pendamping Bayu.
Namun meski sudah berkerja keras bersama sang calon suami, target itu tak terpenuhi. Dia hanya bisa mengumpulkan GBP 1.500. Tapi di menit-menit akhir keduanya bisa mengumpulkan uang yang diharapkan setelah mendapatkan bantuan dari teman-temannya, termasuk di media sosial yang trenyuh melihat perjuangan cinta mereka. Keduanya pun menikah di Sumatera Barat, Sabtu (8/8/2015 lalu).
Ya, Bayu dan Jen memang dua manusia yang berasal dari dua budaya yang sangat berbeda. Bayu merupakan alumnus Universitas Andalas 2007, Jurusan Antropologi. Dia bekerja di Authentic Sumatra-Ricky’s Beach House, Lembaga Perlindungan Anak Sumatera Barat dan Ruandu Foundation.
Secara fisik mereka berdua juga sangat berbeda. Kulit Bayu berwarna sawo matang cenderung gelap, gigi (maaf) agak ompong. Bandingkan dengan Jen yang berparas ayu dan putih bersih, tak kalah cantik dengan Luna Maya atau Kimberly Reyder, dua ikon kecantikan di Indonesia saat ini. Bukan hanya itu, demi sang pujaan hati, Jen rela masuk Islam, menjadi mualaf.
Tak pelak pernikahan mereka pun menjadi hal yang heboh di media sosial. Dukungan modal dan material yang dikumpulkan netizen untuk perjuangan cinta keduanya, adalah gambaran betapa cinta yang diperjuangan dengan segala perbedaan itu membuat banyak orang takjub.
Sumber: JPNN/Padang Ekspres