Kisah Inspirasi : Beruntunglah Mereka Yang Menikah Sebelum Mapan


"Kamu harus mapan dulu, baru menikah, biar nggak dipandang sebelah mata sama suami kamu,"

atau..

"Cari calon suami yang mapan, supaya hidup kamu terjamin dan bahagia,"

Anda dan banyak perempuan (termasuk saya) pasti pernah mendengar nasihat senada. Banyak sekali orang memberikan wejangan bahwa menikah dan kemapanan seharusnya jadi satu paket: Mapan dulu baru menikah. Terlepas dari persepsi berbeda tentang kemapanan, apakah benar jika ingin menikah harus mapan dulu atau mendapat calon suami mapan?


Beruntunglah mereka yang menikah sebelum mapan. Berbahagialah mereka yang mendapatkan pasangan yang belum mapan.

Banyak laki-laki yang menunda menikah dengan alasan ‘belum mapan’. Saya tak ingin memperdebatkan apa definisi ‘mapan’ di sini, karena mapan bagi setiap orang punya ukuran yang berbeda-beda. Tapi, bagi mereka yang masih ragu untuk menikah karena menunggu mapan, izinkanlah saya memberi nasihat yang baru: Menikahlah sebelum mapan!

Saya selalu suka kalimat John Donne yang pernah juga dipelesetkan Abraham Heschel, katanya: ‘No man is an island’, tak ada laki-laki yang menjadi pulau bagi dirinya sendiri. Artinya, tak ada seorangpun yang bisa hidup sendirian—seperti sebuah pulau yang tak membutuhkan orang lain. Setiap orang selalu membutuhkan orang lain untuk berbagi dan mengisi sesuatu yang ‘kosong’ dalam hidupnya. Dalam konsep ini, menurut Donne, tak ada seorang pun di dunia ini yang ‘mapan’.

Jika seorang yang hendak menikah memiliki cara berpikir demikian, maka pernikahan bisa didekati dengan cara yang lebih rendah hati. Jika seorang laki-laki bisa berpikir ‘saya belum mapan’, misalnya, maka ia akan mendekati istrinya sebagai seseorang yang akan menyempurnakan hal-hal yang belum mapan dalam dirinya.

Bagi saya, mapan tentu saja bukan soal kekayaan atau kepemilikan saja..

Saksikan Kisahnya Martin Buber

Sumber : Vemale

Entri Populer